Apakah Tanda? (3)

Lebih Jauh Mengenai Definisi Tanda C.S. Peirce


Artikel sebelum ini menjelaskan pengertian tanda menurut Peirce. Sekarang saya lanjutkan, ya. Jadi artikel yang Anda baca ini masih mengajak Anda memahami definisi tanda Peirce. Okey?

Sekarang Anda bisa menukik lebih jauh. Untuk itu silakan perhatikan definisi tanda Peirce dalam bentuk lengkapnya berikut ini.

A sign, or representamen, is something which stands to somebody for something in some respect or capacity. It addresses somebody, that is, creates in the mind of that person an equivalent sign, or perhaps a more developed sign. That sign which it creates I call the interpretant of the first sign. The sign stands for something, its object. It stands for that object, not in all respects, but in reference to a sort of idea.


(Suatu tanda, atau representamen, adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu [yang lain] dalam kaitan atau kapasitas tertentu. Tanda mengarah kepada seseorang, yakni menciptakan dalam pikiran orang itu suatu tanda lain yang setara, atau bisa juga suatu tanda yang lebih terkembang. Tanda yang tercipta itu saya sebut interpretan dari tanda yang pertama. Suatu tanda [yang pertama] mewakili sesuatu, yaitu objek-nya. Tanda [yang pertama] mewakili objeknya tidak dalam sembarang kaitan, tetapi dalam kaitan dengan suatu gagasan tertentu.)


Kalau Anda cermati, ada tiga komponen dalam definisi tanda Peirce, yaitu representamen, interpretan, dan objek. Karena itu, definisi tanda Peirce disebut triadik—bersisi tiga. Perhatikan gambar segitiga tanda Peirce ini.



Segitiga itu kita sebut segitiga tanda karena terdiri atas tiga komponen yang membentuk suatu tanda. Jadi, tanda terjadi dari tiga komponen itu: representamen, interpretan, dan objek (Nöth, 1995:42).

Ayo, kita periksa satu demi satu tiga komponen atau unsur tanda Peirce ini.

Representamen


Sesuatu dapat disebut representamen jika memenuhi dua syarat, yaitu

(1) bisa dipersepsi, baik dengan pancaindera maupun dengan pikiran/ perasaan; dan
(2) berfungsi sebagai tanda.

Jadi, representamen bisa apa saja, asalkan berfungsi sebagai tanda; artinya, mewakili sesuatu yang lain.

Oya, sekadar catatan tambahan. Nanti akan dibahas definisi tanda Saussure, tapi yang sekarang perlu Anda ketahui ialah representamen Peirce identik dengan penanda Saussure. Inget, ya ....

Objek


Objek ialah komponen yang diwakili tanda; objek ialah “sesuatu yang lain” (ingat artikel tentang pengertian tanda Eco?).

Komponen ini bisa berupa materi yang tertangkap pancaindera, bisa juga bersifat mental atau imajiner.

Interpretan


Interpretan adalah arti. Beberapa istilah lain yang acapkali digunakan Peirce untuk menyebut interpretan ialah “significance”, “signification”, dan “interpretation”.

Peirce mengatakan bahwa interpretan juga merupakan tanda. Mengenai hal ini akan dibahas pada artikel berikutnya. Tunggu tanggal maennya. :-)

Nah, segitu saja dulu ya.

Sebagai tugas, coba kalian beri contoh tanda untuk definisi Peirce. Caranya, gunakan segitiga itu ya. Misalnya, representamennya apa, objeknya apa, dan interpretannya apa. Paham kan?

Apakah Tanda? (2)

Pada posting sebelum ini kita sudah membahas pengertian tanda menurut Umberto Eco. Sudah juga kita bicarakan contoh-contohnya. Simpulan yang kita tarik ialah sesuatu yang kita sebut tanda itu bisa apa saja. Segala sesuatu dapat menjadi tanda karena segala sesuatu dapat digunakan untuk berbohong, bukan?

Nah, sekaranglah saatnya kita membahas pengertian tanda secara formal. Menurut Charles Sanders Peirce, tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam suatu kaitan tertentu. Rada rumit memang, tapi begitulah. Mari kita uraikan definisi Peirce itu ke dalam bagian-bagiannya.

Charles Sanders Peirce
Definisi tersebut bisa kita uraikan ke dalam tiga hal yang membentuk sebuah tanda sebagai berikut.

  1. Sesuatu”: Ingat kembali pengertian tanda dari Eco. Sesuatu di sini adalah segala sesuatu dalam pengertian Eco; “sesuatu” itu boleh apa saja.
  2. Sesuatu yang lain”: Yang dimaksud ialah pengertian atau arti yang muncul dalam pikiran kita sewaktu kita berhadapan dengan “sesuatu” yang pertama.
  3. Kaitan tertentu”: Maksudnya ialah ada hubungan antara “sesuatu” dengan “sesuatu yang lain”.

Tiga hal itu lebih jelas kalau kita jabarkan dengan contoh.

Contoh I

Misalkan suatu pagi Anda melihat di teras rumah tetangga tergeletak koran. Ini sebuah tanda bagi Anda; inilah sesuatu itu. Nah, kalau Anda mengartikan fakta itu sebagai ‘tetangga Anda berlangganan koran’, Anda mengaitkan sesuatu tersebut (koran tergelatk di teras tetangga) dengan sesuatu yang lain (tetanggaku berlangganan koran).

Contoh II

Satu contoh lagi, ya. Suatu hari Anda melihat Pak Imam berdiri di tengah pintu Ruang C2. Matanya terarah ke dalam kelas itu. Tidak terdengar suara dari dalamnya. Ini sesuatu. Mewakili apa sesuatu itu? Mungkin Anda mengaitkannya dengan ‘beliau sedang melaksanakan ujian akhir semester’. Inilah sesuatu yang lain itu.

Maka, setiap kali Anda menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam suatu kaitan tertentu, Anda menciptakan tanda.

Penting Anda perhatikan unsur “kaitan tertentu” dalam definisi tersebut. Unsur tersebut menekankan bahwa hubungan sesuatu dan sesuatu yang lain harus dalam suatu kaitan; harus ada dasarnya. Koran yang tergeletak berkaitan dengan ‘tetanggaku berlangganan koran’ karena kedua-duanya Anda hubungkan ke dalam suatu kaitan tertentu, sedangkan pengaitannya didasarkan pada kelaziman bahwa loper koran biasanya melemparkan koran di teras pelanggannya.

Demikianlah definisi yang kita dapatkan dari Peirce. Tidak sulit, kan?

Supaya kalian bertambah paham, cobalah temukan dasar yang melandasi tanda dalam Contoh II. Artinya, Anda mesti menjawab pertanyaan: Apakah yang menjadi dasar untuk mengatakan bahwa fakta tentang Pak Imam itu berhubungan dengan ‘beliau sedang melaksanakan UAS?

Sampai ketemu di posting selanjutnya, yang masih membicarakan definisi tanda Peirce.
[1.1] Apakah Tanda? (2)

Apakah Tanda? (1)

Seperti janji saya pada posting [1], sekarang saatnya kita bahas pengertian tanda. Kita akan menjawab pertanyaan yang menjadi judul posting ini, yaitu apakah tanda? Bahasan kita mengenai pokok ini terbagi ke dalam beberapa posting. Itu sebabnya digunakan penomoran di akhir judul posting ini dan posting selanjutnya yang merupakan lanjutannya. Let's get started!

Masih ingat video yang Anda tonton? Di situ dipaparkan pengertian tanda menurut teori tanda Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Itulah dua pelopor semiotika modern. Kalian harus akrab dengan dua nama itu. Nah, nanti kita bahas pengertian tanda menurut Saussure dan Peirce itu. Namun, sebelumnya saya ingin mengajak kalian berkenalan dengan tokoh besar lain dalam studi tanda, yaitu Umberto Eco.

Umberto Eco
Umberto Eco--saya biasa menyebutnya Eco saja (bukan Pak Eko, lho)--memiliki definisi sangat menarik mengenai tanda. Saya berharap kalian lebih gampang memahami apa itu tanda dengan bertolak dari definisi tanda Eco. Menurut beliau tanda adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berbohong. Menarik, kan? Mari kita dalami maksudnya.

Maksud Eco, sebenarnya, sederhana. Apa yang kita gunakan untuk berbohong? Biasanya kita berbohong menggunakan bahasa. Maka, bahasa tergolong tanda--tapi tanda bukan hanya bahasa. lho. Sebagai contoh, kalau saya berkata, "Wandi ganteng banget seperti Brad Pitt", jelas itu bohong. Kalimat saya itu merupakan tanda. Unsur bahasa yang bisa digunakan untuk berbohong bukan hanya kalimat. Semua unsur bahasa bisa digunakan untuk menyampaikan kebohongan.

Yang bisa digunakan untuk berbohong bukan pula cuma bahasa; benda-benda pun bisa, kok. Mobil, misalnya. Kita tahu harga BMW muaaahal banget; hanya orang yang banyak uang sanggup membelinya. Kalau suatu hari kita melihat seseorang mengendarai BMW, segera kita menganggapnya kaya. Padahal belum tentu, kan? Bisa saja dia cuma pinjam dari orang tuanya. Lebih parah lagi, bisa saja montir mobil. Jadi, BMW itu dapat menjadi tanda.

Satu contoh lagi, kali ini iklan. Tiap hari kita menyaksikan iklan ditayangkan di mana-mana. Apalagi di masa kampanye seperti sekarang (kan bentar lagi pemilu legislatif kemudian pemilu presiden). Coba kalian perhatikan gambar-gambar pada iklan calon wakil rakyat yang bertebaran di sepanjang jalan itu. Hampir semua gambar calon wakil kita itu mengenakan peci. Kira-kira mengapakah mereka bergambar sambil pakai peci? Tidak lain untuk mengisyaratkan bahwa mereka umat beragama yang baik, taat beribadah, saleh. Bener, kan? Nyatanya, mungkin berlawanan dengan itu. Dalam hal ini, peci tadi sudah digunakan sebagai tanda karena bisa dipakai berbohong.

Iklan di televisi pun begitu. Pernah lihat pariwara sebuah rokok? Dalam iklan rokok yang saya maksud, tokoh iklan ditampilkan sebagai lelaki yang macho, tampan, dan berani. Yang hendak dikatakan tukang iklannya ialah rokok tersebut dihisap oleh pria seperti itu: macho, tampan, dan berani. Atau, kalau Anda, yang pria, mau dianggap macho, tampan, dan berani, hisaplah rokok itu. Itu kan bohong aja. Iklan juga tanda.

Dari contoh dan penjelasan itu, jelas terlihat bahwa apapun bisa digunakan untuk berbohong: kata-kata, benda, perbuatan, dst., dst. Memang, semua yang ada di dunia ini--konkret dan abstrak--dapat kita gunakan untuk berbohong. Dengan begitu, semua bisa jadi tanda.

Tautan ke buku Umberto Eco di Amazon.com. Mana tahu mau beli. :)
A Theory of Semiotics (Advances in Semiotics)
Ini gambar bukunya:

SEMIOTIKA & TANDA

Rambu-rambu lalu-lintas juga tanda.
Barangkali pertanyaan awal yang ingin kalian ajukan adalah "apa sih semiotika itu?". Itu mudah jawabannya. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda. Gampang, kan? Jadi, objek kajian semiotika itu tanda. Sekali lagi, ya: tanda.

Nah, Anda bakal belajar tentang semiotika. Artinya, belajar tentang tanda dan seluk-beluknya. Karenanya, kalian perlu paham apa itu "tanda". Akan saya jelaskan apa itu tanda, tapi terlebih dulu simaklah video berikut ini; klik link ini: http://www.youtube.com/watch?v=rEgxTKUP_WI.


Sudah lihat videonya? Kalau belum, buruan klik link-nya. Jangan sampai tidak karena itu penting.

Nah, kalau sudah, mungkin Anda tidak sepenuhnya paham isi video itu. Tidak apa. Jangan kecil hati. Nanti juga paham, kok. Sebab sebentar lagi saya akan menjelaskannya satu per satu, sedikit demi sedikit. Hanya saja tidak di posting ini karena posting-nya bisa kelewat panjang sehingga bisa capek deh .... :-)

Yang perlu diingat, nanti setelah topik tentang tanda ini dipelajari, kalian harus tonton lagi video itu, ya. Jangan lupa.

Okey, sampai ketemu di posting berikutnya.

(Btw, urutan posting ialah dari bagian bawah ke bagian atas halaman.)

PENGANTAR UNTUK PESERTA MK SEMIOTIKA

Blog ini versi online buku ajar yang dipersiapkan untuk MK Semiotika. Karenanya, bahasa yang digunakan disesuaikan dengan gaya online. :-) Mudah-mudahan bahasa gaya online, yang lebih "encer" dibandingkan dengan bahasa buku ajar, bisa bikin mudah Anda memahami konsep-konsep semiotika.

Untuk mendapat hasil terbaik, bacalah setiap posting secara berurutan; jangan melompat-lompat, nanti malah bingung sendiri. Selanjutnya, kerjakan tugas yang diberikan. Namanya juga belajar, mesti ada tugas, sedangkan tugas, ya ... harus dikerjakan.

Isi blog ini dimaksudkan sebagai bahan untuk Anda pelajari secara mandiri. Namun, silakan berdiskusi sesama Anda (atau tanya saya) seandainya memerlukan penjelasan lebih jauh.

Saya sediakan link (berupa ebook, file dokumen, dan video) yang bisa Anda akses. Silakan klik link-link itu untuk memperoleh pemahaman lebih jauh tentang semiotika.

Seperti lazimnya halaman blog, Anda bisa menuliskan komentar untuk setiap posting. Komentar itu boleh berupa pertanyaan, pendapat, sanggahan, tambahan info, atau apapun yang menurut Anda berguna dan berkaitan dengan MK Semiotika.

BTW, Anda bisa juga klik link ke blog saya yang lain. :-)

Selamat Belajar, ya ....